Mengapa Perjudian Masih Tabu di Masyarakat Indonesia?

istockphoto-1188013341-612x612

Online casino. Smartphone or mobile phone, slot machine, dice, cards and roulette on a green table in casino. 3d illustration

Perjudian adalah aktivitas yang telah ada sejak zaman kuno, namun hingga saat ini masih dianggap sebagai hal yang tabu di banyak budaya, termasuk di Indonesia. Terdapat beberapa alasan mengapa perjudian tetap menjadi topik yang sensitif dan sering kali dihindari dalam diskusi sehari-hari.

1. Aspek Agama

Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, di mana ajaran agama Islam secara tegas melarang perjudian. Dalam Al-Qur’an, perjudian disebut sebagai perbuatan yang dosa dan merusak. Hal ini tertulis dalam Surah Al-Maidah ayat 90, yang menyebutkan bahwa perjudian adalah “perbuatan keji termasuk perbuatan setan.” Pandangan agama ini mempengaruhi sikap masyarakat terhadap perjudian, menjadikannya aktivitas yang dilarang dan dipandang negatif.

2. Hukum dan Regulasi

Di Indonesia, perjudian dianggap sebagai aktivitas ilegal dan diatur ketat oleh hukum. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian menetapkan bahwa semua bentuk perjudian adalah dilarang. Sanksi hukum yang berat bagi para pelaku perjudian juga membuat masyarakat enggan terlibat dalam aktivitas ini. Kepatuhan terhadap hukum ini turut memperkuat pandangan bahwa perjudian adalah sesuatu yang tabu dan tidak sepatutnya dilakukan.

3. Nilai Sosial dan Budaya

Masyarakat Indonesia memiliki nilai-nilai sosial dan budaya yang kuat, yang menekankan pentingnya harmoni, kerja keras, dan kehidupan yang bersih dari perbuatan yang dianggap merusak. Perjudian sering kali dikaitkan dengan perilaku yang negatif seperti kecanduan, kekerasan, dan masalah keuangan yang serius. Nilai-nilai ini memperkuat stigma negatif terhadap perjudian, menjadikannya aktivitas yang dijauhi dan dipandang buruk.

4. Dampak Ekonomi dan Sosial

Perjudian dapat menimbulkan dampak ekonomi dan sosial yang serius. Banyak kasus di mana individu yang terlibat dalam perjudian akhirnya mengalami kebangkrutan, kehilangan pekerjaan, dan mengalami masalah keluarga. Kondisi ini bukan hanya merugikan individu tersebut, tetapi juga berdampak pada masyarakat sekitarnya. Kerugian ekonomi dan sosial yang disebabkan oleh perjudian semakin memperkuat pandangan bahwa aktivitas ini adalah hal yang tidak diinginkan.

5. Pengaruh Pendidikan dan Media

Pendidikan dan media di Indonesia juga berperan dalam membentuk pandangan masyarakat terhadap perjudian. Sistem pendidikan yang menekankan nilai-nilai moral dan etika, serta media yang sering kali menyoroti sisi negatif dari perjudian, turut berkontribusi dalam mempertahankan pandangan tabu terhadap aktivitas ini. Pendidikan dan media membantu menanamkan kesadaran bahwa perjudian adalah perbuatan yang tidak bermanfaat dan berisiko tinggi.

Kesimpulan

Perjudian tetap menjadi tabu di masyarakat Indonesia karena pengaruh agama, hukum, nilai sosial dan budaya, serta dampak ekonomi dan sosial yang merugikan. Pendidikan dan media juga memainkan peran penting dalam membentuk pandangan masyarakat terhadap perjudian. Kombinasi dari faktor-faktor ini membuat perjudian dianggap sebagai aktivitas yang tidak pantas dan harus dihindari. Pandangan ini kemungkinan akan terus bertahan selama nilai-nilai yang mendasarinya masih dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia.

scroll to top